Harga Rempah-Rempah Melonjak Karena Corona [KBR|Warita Desa] Jakarta | Harga sejumlah rempah-rempah di pasaran khususnya jahe dan kunyit saat ini melambung. Komoditas rempah tersebut ramai diburu masyarakat karena dipercaya dapat menangkal virus yang sedang menjadi ancaman yakni, virus corona tipe baru Covid-19. Tak hanya harga meningkat, pedagang juga mengeluhkan menipisnya stok komoditas ini dari tingkat distributor. Salah satu yang mengeluhkan kondisi ini adalah pedagang rempah-rempah di Pasar Karna Kecamatan Sidareja, Cilacap, Jawa Tengah, Suryati. “Kalau kunyit ada juga kenaikan. Kalau biasanya Rp2.500 per kilogram, sekarang jadi Rp6.000, satu kilonya, dari petani. Jualnya Rp10 ribu per kilogram,” kata Suryati, Jumat (6/3/2020). Sementara itu dilansir dari Antara News, harga jual jahe merah melonjak naik hingga Rp100 ribu per kilogram (kg) kg di Pasar Senen, Jakarta Pusat. Pedagang jahe di pasar Senen, Haerudin Mustafa, di Jakarta, mengaku, sudah menjual rempah rempah ini dengan harga relatif tinggi karena banyaknya permintaan dari pembeli. Ia juga mengatakan saat ini pasokan jahe di Jakarta mulai terbatas. Selain, jahe dan kunyit, komoditas rempah yang mengalami kelangkaan dan harganya meningkat adalah temulawak dan sereh. Gerakan Minum Jamu Ketua Umum Visi Indonesia Unggul (VIU) Horas Sinaga mengatakan pihaknya menjadi pihak yang mendorong gerakan minum jamu secara nasional merespons wabah virus corona baru atau Covid-19. "Gerakan nasional minum jamu tradisional ini adalah upaya konkret menanggulangi ancaman virus corona. Implikasinya juga jelas bagi ekonomi rakyat," kata Horas Sinaga. Sebelumnya hasil riset seorang peneliti dari Universitas Airlangga Surabaya menyimpulkan tanaman jamu seperti temulawak dan kunyit bisa meningkatkan ketahanan tubuh terhadap serangan virus termasuk corona. Maka mengkonsumsi jamu-jamuan dinilai penting di samping juga menerapkan pola hidup sehat, berolahraga, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mengkonsumsi makan makanan bergizi yang seimbang, hingga istirahat cukup dan tidak stres. Oleh : M.Ridlo Susanto, Antara Editor: Ardhi Rosyadi