PPNI : Petugas Medis Indonesia Butuh Jutaan Alat Pelindung Diri [KBR|Warita Desa] Bandung | Petugas medis di Indonesia kekurangan Alat Perlindungan Diri (APD) untuk penanganan wabah Covid-19. Jika ditotalkan, seluruh perawat di Indonesia diperkirakan butuh hingga jutaan unit APD tambahan untuk melindungi diri mereka dari paparan virus. Estimasi itu disampaikan Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Barat Wawan Hernawan. “APD ini sangat diperlukan bagi perawat, supaya jangan terjadi kontak yang bermasalah. Contoh saja hari ini masih kekurangan APD baik itu masker, sarung tangan, google, baju, dan lain sebagainya," kata Wawan kepada KBR, Kamis (19/3/2020). "Contoh di Tasik saja, sekarang (petugas medis) memakai jas hujan, kan itu kita alangkah prihatinnya," lanjut dia. Wawan menjelaskan petugas medis butuh banyak APD karena aturan penggunaannya memang hanya sekali pakai. “Seperti masker yang digunakan hanya bertahan 30 jam dan tidak boleh digunakan kembali. Sudah digunakan langsung dihancurkan dengan cara digunting, ya kalau perlu kita musnahkan di tempat yang masyarakat tidak tahu. Kontribusi pemakaian APD ini memang luar biasa sekali,” ujar Wawan. Banyak RS Rujukan Covid-19 Kekurangan APD Ketua PPNI Jawa Barat Wawan Hernawan mengungkapkan saat ini ada banyak rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 yang kekurangan APD. Untuk di Jawa Barat, Wawan menyebut ada 34 rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 yang membutuhkan ribuan APD. Wawan juga mengaku mendapat laporan dari Dewan Pengurus Pusat (DPP) PPNI, bahwa ada 46 rumah sakit di berbagai wilayah Indonesia yang masih memerlukan APD. "Rencananya, kita (PPNI) Jawa Barat akan memberikan bantuan dan belum bisa menentukan berapa besarnya. Karena kami baru akan mengadakan pertemuan dengan seluruh pengurus DPW (dewan pengurus wilayah), mudah-mudahan ini menjadikan satu peluang untuk membantu teman-teman perawat khususnya,” kata Wawan. Pemerintah Harusnya Kelola Penyediaan APD Secara Terpadu Di tengah situasi wabah, ketersediaan APD untuk petugas medis mestinya bisa dikelola secara terpadu oleh pemerintah. Di Korea Selatan, contohnya. Kementerian Kesehatan Korsel menyatakan akan mengembangkan industri domestik untuk memproduksi APD selama masa wabah Covid-19. Kementerian Kesehatan Korsel juga dengan tegas memastikan bakal mengamankan stok APD sebanyak 1,8 juta unit pada Maret 2020 dan 2,5 juta unit pada April 2020. Sedangkan di Indonesia, sampai saat ini pemerintah belum menyampaikan informasi jelas terkait langkah penyediaan APD bagi petugas medis. Tidak seperti Korsel, sampai Kamis (19/3/2020) situs Kementerian Kesehatan RI belum mengumumkan strategi terpadu untuk menangani dampak turunan wabah, seperti soal pemenuhan stok alat medis ataupun soal perlindungan warga yang rentan kehilangan pendapatan akibat Covid-19. Oleh : Arie Nugraha,Adi Ahdiat Editor: Agus Luqman