BEI : Kini Saatnya Beli Saham Undervalue [KBR|Warita Desa] Jakarta | Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi menyebut sekarang saat yang tepat untuk membeli saham-saham yang bernilai murah (undervalue). Sebab, saat ini harga saham di lantai bursa dijual dengan harga murah. Saham-saham yang bisa dibeli misalnya sektor properti dan perbankan. "Untuk saham-saham yang memang undervalue itu it's a right time untuk beli. Undervalue itu beli saja," kata Inarno Djajadi di Gedung BEI, Jumat (13/3/2020). Pembelian saham undervalue ini dilakukan untuk menyelamatkan IHSG yang terpuruk di zona merah. Selain itu, BEI opitmistis laporan keuangan emiten masih bertumbuh. Sehingga nantinya jika wabah virus Corona sudah mereda maka saham-saham akan kembali ke kisaran 6000an. Jangan panik Inarno Djajadi juga mengimbau para pelaku pasar saham tidak panik seiring dengan anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak kemarin. Dia menyebut bursa saham Thailand juga mengalami penurunan 10 persen. Dia menerangkan, BEI sudah menerapkan berbagai upaya untuk menahan penurunan IHSG lebih dalam lagi. Misalnya, BEI sudah mengubah batasan auto rejection bawah (ARB) menjadi minus 7 persen dari sebelumnya minus 10 persen. "Setidaknya investor itu tidak ikut-ikutan menjual. Karena pada prinsipnya kalau kita lihat secara mendalam banyak sekali perusahaan yang cukup baik untuk diolah dan sayang sekali untuk dijual pada harga sekarang ini. Kita coba agar supaya investor itu rasional jangan satu menjual semua menjual," kata Inarno Djajadi. Dia mengungkapkan, pekan depan ada lembaga dana pensiun yang sudah berkomitmen untuk membeli saham. Namun, dia enggan membeberkan lebih detail terkait komitmen tersebut. Sebelumnya, hari Jumat perdagangan sempat dihentikan pada pukul 9.15 karena IHSG anjlok ke angka 5,01 persen. Anjloknya IHSG merupakan imbas dari virus corona (Covid-19) yang menghantam sektor perekonomian. Namun, pada akhir perdagangan IHSG berhasil ditutup menguat ditutup berbalik menguat 0,24 persen atau 11,82 poin ke level 4.907,57 pada akhir perdagangan. Oleh : Valda Kustarini Editor: Agus Luqman