You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan KALIDENGEN
Kalurahan KALIDENGEN

Kap. Temon, Kab. KULON PROGO, Provinsi DI Yogyakarta

URIP IKU KUDU MANFAAT JANGAN MELIHAT KENIKMATAN ORANG LAIN KECEMASAN YANG BERLEBIHAN BISA MENGIKIS KEIMANAN

Kalah bertanding di Festival Nglarak Blarak tingkat kecamatan, Tim” Nglabrak” Kalidengen : Kalah tid

Administrator 23 September 2019 Dibaca 500 Kali

Nglarak Blarak merupakan olahraga budaya yang bisa dibilang menjadi ikon olahraga khas dari Kabupaten Kulon Progo. Sudah 3 tahun ini Festival Nglarak Blarak diadakan dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Kulon Progo. Untuk Kecamatan Temon, Festival Nglarak Blarak antar desa se-Kecamatan Temon telah dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 September 2019 di Lapangan Pencengan Desa Kedundang. Festival yang ikuti 15 kontingen dari 15 desa di Kecamatan Temon ini berjalan dengan lancar dan meriah. Bagaimana tidak ? masing-masing kontingen berjuang sekuat tenaga untuk memperebutkan bumbung yang menjadi penentu menang kalahnya pertandingan. Meskipun beberapa joki jaran berulang kali terjatuh saat berusaha mengambil bumbung, namun terbukti semangat bersaing diantara para peserta sangat tinggi.

Untuk Desa Kalidengen sendiri,  dalam Festival Nglarak Blarak antar desa se-Kecamatan Temon ini juga mengeluarkan kontingen yang terdiri dari pemuda pemudi karang taruna. Mereka yaitu Doni Setiandoyo (Official), Putri Dwi Irawati (Joki), Tyas Widiastuti (Pemain 1), Siti Khoirun Nisa’ ( Pemain 2), Rangga Rossari (Jaran Blarak), Candra Febrianto (Jaran Blarak), Febrian Eka Rayana (Jaran Blarak), Aan Dwi Jatmiko ( Cadangan Jaran Blarak) dan juga Mega Ulviani ( Cadangan Pemain).

Pada Festival Nglarak Blarak kali ini Kalidengen bertanding melawan Tim Tuan Rumah yaitu Desa Kedundang. Meskipun kalah dengan skor 2-0, namun ternyata hal itu tidak membuat tim dari Desa Kalidengen larut dalam kesedihan. Seusai bertanding, Tim yang mewakili Desa Kalidengen ini justru melepas lelah dengan bernyanyi bersama dengan diiringi alunan kesenian angklung “Hastamanada” dari Desa Kedundang. Bagi mereka, menang kalah dalam pertandingan itu biasa, kalah  tidak apa-apa yang penting bergembira bersama. [tul-vq]

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image