You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan KALIDENGEN
Kalurahan KALIDENGEN

Kap. Temon, Kab. KULON PROGO, Provinsi DI Yogyakarta

URIP IKU KUDU MANFAAT JANGAN MELIHAT KENIKMATAN ORANG LAIN KECEMASAN YANG BERLEBIHAN BISA MENGIKIS KEIMANAN

FAO: Ini Negara yang Rawan Krisis Pangan di Tengah Pandemi

ttd carik 29 April 2020 Dibaca 485 Kali

FAO: Ini Negara yang Rawan Krisis Pangan di Tengah Pandemi [KBR|Warita Desa] Jakarta | Ratusan juta orang di berbagai belahan dunia sudah mengalami kesulitan pangan, sebelum adanya wabah COVID-19.    Menurut catatan Food Security Information Network (FSIN), kesulitan pangan paling banyak terjadi di daerah konflik. Faktor lainnya disebabkan cuaca ekstrem, atau terimbas guncangan ekonomi. Dengan adanya pandemi Covid-19 sekarang ini, masalah pangan diperkirakan bakal kian meluas. "Pandemi bisa meningkatkan kerawanan pangan akut di negara-negara yang bergantung pada impor pangan, ekspor minyak, pariwisata, dan kiriman uang dari luar negeri," kata FSIN dalam siaran persnya April 2020. Daftar Negara Rawan Pangan Food and Agriculture Organization (FAO) memaparkan lebih lanjut daftar negara rawan pangan dalam laporan Early Warning Early Action: Report on Food Security and Agriculture yang dirilis April 2020. Menurut laporan itu, negara-negara yang berstatus 'high risk' atau berisiko tinggi krisis pangan selama periode April-Juni 2020 adalah: Kawasan Afrika Burkina FasoMaliNigeriaEthiophia Kawasan Timur Tengah YamanSuriah Ada juga negara-negara dengan risiko menengah yang berstatus 'onwatch' atau dalam pengawasan, yakni: Kawasan Afrika MauritaniaSenegalLiberiaSierra-LeoneKongo Kawasan Asia Tenggara KambojaLaosThailandVietnam Bagaimana dengan Indonesia? Menurut laporan FAO, untuk periode April-Juni 2020 Indonesia tidak berisiko mengalami kerawanan pangan. Namun, FAO menyebut negara-negara kawasan Asia Tenggara perlu mewaspadai gangguan pertanian akibat faktor cuaca. "Menurut perkiraan badan meteorologi ASEAN, curah hujan di bawah rata-rata dan suhu tinggi akan terus terjadi sampai bulan Juni 2020. Dengan perkiraan yang mengarah pada kekeringan berkelanjutan, petani padi dan budidaya menjadi kelompok paling berisiko," kata FAO. FAO merekomendasikan negara-negara Asia Tenggara menyiapkan langkah antisipasi, seperti merehabilitasi sumber air dan menyiapkan mata pencaharian alternatif bagi petani di musim kering. Oleh : Adi Ahdiat Editor: Sindu Dharmawan

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image