Indonesia Akan Bangun Bandar Antariksa untuk Peluncuran Roket [KBR|Warita Desa] Untuk pertama kalinya dalam sejarah, pemerintah Indonesia akan membangun Bandar Antariksa. Rencana ini diungkapkan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). "Karena keterbatasan anggaran, LAPAN akan membangun Bandar Antariksa atau space port skala kecil untuk uji terbang dan peluncuran roket-roket kecil. Bandar Antariksa yang besar akan dibangun dengan kemitraan internasional," kata perwakilan LAPAN, seperti dilansir Antara, Kamis (7/11/2019). Rencananya, Bandar Antariksa pertama Indonesia akan dibangun di Biak Utara, Papua. Menurut LAPAN, wilayah ini dipilih karena letaknya yang dekat dengan ekuator dan berhadapan langsung dengan Samudera Pasifik, sehingga memiliki titik jatuh yang aman untuk peluncuran roket. "Jadi kalau (peluncuran) roket yang kecil-kecil itu biasa dilakukan dari Garut. Tapi untuk (roket) ukuran besar dan bertingkat itu riskan kalau diluncurkan di Garut karena lokasinya sudah padat penduduk. Dan posisi terbaiknya ada di Biak," jelas perwakilan LAPAN. LAPAN akan mengkaji perencanaan pembangunan Bandar Antariksa mulai 2020. Mereka menargetkan fasilitas ini sudah bisa digunakan pada 2024, meski belum bakal rampung sepenuhnya. "Setidaknya bisa kami pakai untuk uji terbang," kata perwakilan LAPAN. Saat ini LAPAN juga sedang mengembangkan roket untuk penelitian atmosfer yang dinamai Roket Sonda. "Roketnya masih dikembangkan, karena roket yang ada saat ini belum bisa mencapai orbit. Jadi roket yang sudah ada capaiannya baru sampai beberapa puluh kilometer. Targetnya minimal 300 kilometer," kata perwakilan LAPAN. Menristek Akan Carikan Investor Rencana pembangunan Bandar Antariksa ini didukung penuh oleh Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro. Menurut Bambang, fasilitas pendukung teknologi satelit itu bisa membantu upaya mitigasi bencana, antisipasi perubahan iklim, tata ruang, dan ketahanan pangan. "Sektor ini juga memiliki potensi besar untuk bekerja sama dengan sektor swasta, karena kebutuhan bagi sektor swasta akan satelit cukup tinggi. Dengan lokasi negara Indonesia yang berada di garis khatulistiwa, Indonesia mempunyai nilai lebih sebagai tempat ideal untuk Bandar Antariksa," jelas Bambang, seperti dilansir situs resmi LAPAN, Rabu (6/11/2019). Menristek juga menyatakan akan mendorong percepatan kerja sama dengan investor dan negara lain yang sudah berpengalaman membangun Bandar Antariksa. "Dengan kemampuan penguasaan teknologi penerbangan dan antariksa, LAPAN sebagai Lembaga Pemerintah Non-Kementerian yang berkoordinasi dengan Kemenristek adalah simbol kemajuan teknologi bangsa Indonesia," kata Bambang. Oleh : Adi Ahdiat Editor: Agus Luqman